Yajid: Dari Tanah Papua ke Kotamobagu, Melangkah Tenang Mengabdi untuk Keadilan

3
Yajid: Dari Tanah Papua ke Kotamobagu, Melangkah Tenang Mengabdi untuk Keadilan
Kepala Pengadilan Negeri Kotamobagu, Yajid SH, MH (Foto: Gie)

Kotamobagu, ZONABMR.COM — Siang menjelang sore, 13 November 2025, di Pengadilan Negeri Kotamobagu terasa teduh. Langit berawan, dan cahaya matahari yang lembut menimpa halaman kantor yang tertata rapi.

Udara hangat bercampur sejuknya angin dari pepohonan di sisi barat halaman, menciptakan suasana yang tenang — seperti menyambut babak baru dalam perjalanan lembaga peradilan ini.

Begitu melewati pintu utama, suasana di dalam terasa sejuk. Aroma pengharum dan pendingin ruangan berpadu dengan warna putih bersih dinding yang menenangkan.

Di depan, terpampang tulisan besar “Zona Integritas”, simbol komitmen perubahan yang kini menjadi napas setiap pengadilan di negeri ini.

Setelah melapor untuk bertemu pimpinan, mengenakan id card tamu dan diarahkan menaiki tangga menuju lantai dua.

Koridor lantai dua cukup sunyi, hanya langkah kaki terdengar di lantai mengilap.

Di dinding, deretan foto kegiatan dan penghargaan terpajang rapi — potret penandatanganan komitmen pelayanan publik, momen lomba PTSP, hingga dokumentasi pelantikan pejabat struktural.

Semua menjadi saksi kerja panjang membangun kepercayaan publik terhadap lembaga hukum.

Hari itu, zonabmr.com diterima langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Kotamobagu (PN), Yajid SH, MH, usai dirinya melantik Wakil Ketua PN Kotamobagu yang baru.

Suasananya terasa hangat ketika Yajid menyambut zonabmr di ruang tamu lantai dua — sebuah ruangan berpendingin udara dengan sofa dan meja beralaskan taplak serta bunga untuk mempercantik visualisasi.

Di dinding tergantung foto-foto mantan Kepala PN Kotamobagu, saksi sejarah panjang peradilan di tanah Bogani.

 Di ruangan itulah Yajid duduk dengan tenang, menyilakan kami duduk dan mulai berbincang.

“Baru tiga hari saya di sini,” katanya membuka percakapan sambil tersenyum ramah. “Masih menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-teman baru. Tentunya saya berterima kasih sudah mau silaturahim dengan saya.”

Dari perbincangan santai itu, terungkap bahwa sosok kelahiran Manokwari Selatan, 19 Oktober 1975 ini memang sudah akrab dengan dunia pengadilan sejak muda.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Cenderawasih, Papua, ia langsung mengikuti tes calon hakim pada tahun 2001. “Setelah lulus kuliah langsung ikut tes hakim,” kenangnya.

Ia mengawali masa calon hakim di Sorong selama 1 tahun 11 bulan, lalu diangkat menjadi hakim dan bertugas di Serui.

Setelah itu, ia berpindah ke Minahasa Utara, kemudian kembali ke Sorong, dan melanjutkan tugas ke Jayapura.

Kariernya terus menanjak — menjadi Wakil Ketua PN Merauke, Ketua PN Wamena, dan Kepala PN Timika, sebelum kembali lagi ke Sorong sebagai Wakil Ketua PN. Kini, penugasan di Kotamobagu menjadi karier keduanya di luar Papua.

“Kalau dihitung, hampir seluruh perjalanan saya di Papua. Jadi di sini seperti memulai babak baru lagi, tapi semangatnya sama, melayani masyarakat dengan adil,” ucapnya tenang.

Meski kini jauh dari tanah kelahiran, hati Yajid tetap tertambat di timur. Ia ayah dari dua anak, sementara keluarganya masih di Sorong.

“Keluarga saya masih di sana. Kadang rindu juga, tapi begitulah tugas. Di mana pun ditempatkan, kita jalani dengan tanggung jawab,” ujarnya, suaranya datar tapi hangat.

Untuk menjaga keseimbangan, ia selalu menyempatkan diri bermain tenis, jogging, dan walking di pagi hari. “Kalau olahraga, pikiran jadi segar. Bekerja pun lebih fokus,” katanya tersenyum.

Dari pengalaman panjangnya, Yajid pernah menangani banyak perkara penting, termasuk perkara yang sempat viral melibatkan warga negara Polandia.

“Alhamdulillah selama prosesnya aman-aman saja, semuanya berjalan lancar,” kenangnya singkat.

Saat menjabat sebagai Wakil Ketua PN Sorong, ia berhasil membawa lembaga itu meraih predikat unggul dan masuk 10 besar nasional lomba Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Sebuah capaian yang bagi Yajid bukan sekadar angka atau penghargaan, melainkan wujud nyata pelayanan publik yang berintegritas.

Kini di Kotamobagu, ia datang dengan semangat yang sama, membangun pengadilan yang bersih, transparan, dan berpihak pada para pencari keadilan.

“Mohon doa dan dukungan dari warga Kotamobagu supaya saya bisa melaksanakan tugas dengan baik untuk melayani para pencari keadilan, itu saja,” ucapnya rendah hati, menutup percakapan dengan senyum yang sederhana tapi tulus.

Di luar, halaman kantor mulai lengang. Di sanalah, dalam keteduhan sore Kotamobagu, Yajid memulai langkah barunya — melanjutkan pengabdian panjang dari Manokwari hingga Kotamobagu, dengan hati yang tenang, teguh, dan setia pada keadilan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here