Kuatir dengan ancaman stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Bolmong Timur (Boltim) gencar melakukan langkah pencegahan secara terpadu diberbagai wilayah di daerah itu. Demikian ditegaskan, Kepala Dinkes Boltim, Eko Marsidi, baru-baru ini.
Ia mengungkapkan, stunting sendiri adalah suatu kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi. Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD).
“Resikonya bisa mengakibatkan penyakit degenerative. Ini berdampak pada kemampuan kognitif yang menurun, daya tangkap berkurang, kecerdasan melemah, mudah sakit, fungsi tubuh tidak seimbang, postur tubuh rendah dan penampilan kurang menarik,” paparnya.
Olehnya, Dinkes Boltim, lanjut dia, terus berkomitmen menekan masalah stunting ini. “Tim dan relawan dari Dinkes, kami kerahkan melakukan sosialisasi kepada ibu – ibu dan balita di sejumlah titik di tujuh kecamatan,” ungkapnya.
Selain itu, Berbagai upaya yang ditempuh, antara lain, pemberian tablet bagi remaja putri usia 12-18 tahun. Pemenuhan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, rutin melakukan pemantauan pertumbuhan anak terutama di posyandu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta pemberian tablet fe bagi remaja putri 12-8 tahun. “Bila cara-cara ini intens dilakukan, penyebab stunting bisa kita cegah,” tuturnya. (Advetorial)