ZONA KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota (Pemkot) terus mendorong pengembangan usaha kerajinan yang bisa menopang ekonomi masyarakat. Untuk mewujudkan itu, berbagai potensi yang ada terus dimaksimalkan, termasuk pengrajin parang yang ada di daerah.
Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial (Dinsos), Roi Paputungan, mengatakan ada bantuan yang dikhususkan kepada kelompok pengrajin. Namun demikian, pihaknya diharuskan memverifikasi terlebih dahulu soal kelayakan mendapatkan bantuan tersebut.
“Bantuan untuk kelompok pengrajin ada tapi kita harus verifikasi dulu, karena ada kriteria dan persyaratannya. Kita juga akan lihat dulu apakah akan bisa dibantu lewat Dinas Sosial atau lewat dinas tenaga kerja. Pada intinya, pemerintah terus mendorong usaha kerajinan seperti itu,” sebutnya.
Sementara itu, Muchtar Andu (62), pengrajin parang asal Desa Poyowa Besar I, Kecamatan Kotamobagu Selatan, sangat berharap perhatian pemerintah untuk pengembangan usaha yang digelutinya sejak tahun 1979 itu. Bantuan yang dimaksud berupa modal serta peralatan.
“Saya hanya fokus membuat peralatan kebun, seperti parang. Banyak yang pesan, tapi sering terkendala dengan proses pembuatan yang hanya dilakukan secara manual. Sehari hanya bisa membuat tiga. Kalau menggunakan mesin blower maka pembuatannya lebih cepat, dan permintaan pembeli bisa segera terpenuhi. Bahan bakunya semua dibeli. Besi tua dibeli dua puluh ribu per kilo, kemudian arang tempung empat ratus per kilo,” katanya.
Ia mengungkapkan, parang hasil kerajinannya itu dijual dengan harga bervariasi. Jika menggunakan bahan bakunya sendiri, maka satu buah parang dihargai Rp200 ribu. Sedangkan jika bahan baku disiapkan pembeli, maka harganya hanya Rp150 ribu.
“Kalau ada yang pesan baru saya buat. Yang memesan ini adalah para petani di sini (Kotamobagu), tapi ada juga dari luar daerah,” ungkapnya.
Ia mengakui, hasil yang didapat dari membuat parang itu cukup lumayan untuk mememunuhi kebutuhan rumah tangganya. “Meskipun tidak seberapa, tapi hasilnya bisa untuk kebutuhan sehari-hari,” sebutnya. (ads/gito)