ZONA KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disdagkop-UKM) mulai menyusun program operasi pasar (Opas).
Sebagaimana dikatakan Kepala Disdagkop-UKM Ariono Potabuga, bahwa hal ini bagian upaya pemerintah daerah dalam mengantisipasi inflasi atau kenaikan harga bahan pasca kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Disdagkop sudah menyiapkan anggaran untuk operasi pasar jika inflasi di Kotamobagu naik. Kita akan lihat komoditas apa yang menyumbang kenaikan inflasi maka barang itu yang akan kita lakukan operasi pasar. Namun demikian, laporan terakhir inflasi kita masih terkendali,” ungkap Ariono, Rabu (21/9/2022).
Sementara itu, pantauan awak media di sejumlah swalayan, kenaikan harga hanya terjadi pada sebagian kecil bahan pokok.
Toko Tita salah satunya, Titi Jonathan Gumulili selaku owner mengungkapkan, harga bahan di toko miliknya masih cenderung stabil pasca kenaikan BBM.
“Bahan pokok yang naik itu hanya gula putih sebesar seribu rupiah, namun untuk minyak kelapa justru deflasi atau turun harga. Jadi pada dasarnya sebagian besar bahan pokok harganya masih stabil,” ungkap Ko Titi sapaan akrabnya, saat ditemui Rabu 21 September 2022.
Senada disampaikan owner Swalayan Dragon Kotamobagu, David Budiman. Ia pun mengungkapkan kenaikan hanya pada harga gula putih, untuk sebagian besar bapok di swalayan Dragon juga cenderung stabil.
“Yang harus dikhawatirkan itu, ketika terjadi kelangkaan BBM. Sebab, walaupun ada kemudahan mendapatkan stok bahan tapi terkendala dengan angkutan maka faktor inilah yang bisa memicu terjadinya inflasi atau kenaikan harga bahan,” tambahnya. (*/guf)