ZONA BOLMONG – Kepala Dinas Pertanian Bolmong Taufik Mokoginta mengungkapkan, seminggu menjelang Ramadan, harga cabai di Bolaang Mongondow belum juga stabil bahkan cenderung meroket.
“Ini permainan pasar. Lahan Bolmong itu luas namun kenaikan cabai kali ini ada permainan harga oleh pengusaha tertentu,” sebutnya.
Taufik menjelaskan, margin perjalanan cabai hingga ke pasar melewati beberapa tahapan. Mulai dari petani, pengumpul satu, pengumpul dua, pengumpul terbesar, baru ke pasar.
“Di tiap margin perjalanan ada ketambahan harga. Beli ke petani Rp 7 ribu, sampai di pasar harganya sudah Rp 80 ribu. Kebutuhan kepedasan masyarakat dimanfaatkan oleh pengusaha,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, sebenarnya masyarakat Bolmong tak perlu merasakan dampak mahalnya cabai di pasar. Hanya butuh usaha lebih dengan menanam cabai di rumah masing-masing.
“Kan bisa tanam sendiri. Tapi masyarakat maunya yang instan. Akhirnya kalau cabai mahal, masyarakat yang susah,” ungkapnya.
Dinas Pertanian pun sebenarnya punya program bantuan yakni, bantuan polibag beserta bibit cabai. Bantuan ini sudah dan sementara disalurkan pada masyarakat.
“Tahun ini kami target menyalurkan 200 bal polibag. Satu bal ada seribu polibag. Tentu beserta bibit cabai. Saat ini sudah 100 bal yang tersalur ke masyarakat,” tutupnya.(gung)