Pihak Keluarga Pasien Najwa Tolak Pernyataan RSIA Kasih Fatimah

38
Pihak Keluarga Pasien Najwa Tolak Pernyataan RSIA Kasih Fatimah
Suasana Duka Keluarga Pasien Najwa

Kotamobagu, ZONABMR.COM – Pihak keluarga Najwa, pasien meninggal dugaan malapraktik menolak pernyataan RSIA Kasih Fatimah.

Pernyataan Ketua Yayasan Kasih Fatimah, Siti Masita Korompot, SH, MH, dianggap keluarga pasien Najwa bertentangan dengan fakta yang ada.

Menurut pihak keluarga Najwa, banyak kejanggalan dalam proses penanganan medis yang dilakukan terhadap kerabat mereka dan akhirnya berujung pada kematiannya.

Ayah pasien Najwa, Ebit mengungkapkan bahwa awalnya anaknya dirujuk ke RSIA Kasih Fatimah sebagai pasien BPJS.

Namun, saat keluarga meminta tindakan operasi, pihak rumah sakit beralasan bahwa tidak ada dokter yang tersedia.

“Saya merontak karena anak saya sudah sangat kesakitan, tapi mereka bilang dokter tidak ada. Namun, saat saya menyatakan akan mendaftarkan anak saya sebagai pasien umum dan langsung membayar penuh secara tunai, tiba-tiba dokter sudah ada dan siap melakukan operasi,” ungkap Ebit dengan penuh kekecewaan.

Kejanggalan semakin terasa saat proses operasi berlangsung sangat cepat.

Dikatakan ibu pasien, Risnawati, terhitung setelah Najwa dimasukkan ke ruang operasi, hanya dalam hitungan menit terdengar suara bayi menangis.

“Begitu saya keluar dari ruang administrasi setelah memesan kamar VIP, tiba-tiba sudah terdengar suara tangisan bayi. Perawat keluar dan bilang bahwa bayi sudah lahir dengan normal. Saya kaget, antara senang dan bingung, kenapa bisa secepat itu?” Kata Risnawati.

Ditambah, menurut Risnawati, operasi tanpa persetujuan pihaknya terhadap Najwa, juga mengherankan pihaknya.

Selain proses persalinan yang dinilai tidak wajar, keluarga juga mempertanyakan pengangkatan kista yang dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.

“Mereka bilang anak saya punya kista, lalu perawat keluar dan memperlihatkan kista yang sudah diangkat. Kami sangat kaget karena tidak pernah diberitahu atau dimintai persetujuan untuk operasi tersebut. Yang kami tandatangani hanya surat perpindahan status pasien dari BPJS ke umum,” tegas Risnawati menahan tangis.

Pasca operasi di RSIA Kasih Fatimah, kondisi Nazwa justru semakin memburuk, dimana ia mengalami pembengkakan di bagian belakang pinggul atas dan akhirnya dirujuk ke RSUD Kotamobagu.

“Setelah menjalani perawatan dan transfusi darah selama seminggu, ia sempat membaik dan dipulangkan. Namun, beberapa hari kemudian, keluhan sakit kembali muncul hingga akhirnya Najwa dibawa ke RS Monompia dan dirujuk ke RS Siloam Manado akibat infeksi yang semakin parah,” imbuh Risnawati.

Di RS Siloam, ungkap Risnawati, dokter menemukan bahwa rongga perut hingga bagian belakang Najwa sudah dipenuhi nanah, sehingga operasi kembali dilakukan.

Namun, kejutan terbesar datang ketika keluarga dipanggil oleh tim dokter yang menangani Nazwa.

“Kami dipanggil ke lantai dua Hotel Arya Duta, di sana ada enam dokter yang sudah menunggu. Mereka menyampaikan bahwa saat operasi, mereka menemukan ovarium kanan anak kami sudah tidak ada,” ungkap Risnawati dengan nada penuh kesedihan.

Setelah berjuang melawan infeksi yang semakin parah, Najwa akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada 3 Februari 2025 di RS Siloam Manado.

Kehilangan itupun menjadi pukulan berat bagi keluarga, terutama karena banyaknya kejanggalan dalam proses medis yang dijalani almarhumah.

Pihak keluarga kini menuntut keadilan dan meminta pertanggungjawaban dari pihak RSIA Kasih Fatimah atas dugaan malapraktik yang merenggut nyawa Najwa.

Mereka berharap kasus ini dapat diusut secara transparan agar tidak ada lagi korban yang mengalami hal serupa di masa depan, dan saat ini keluarga korban berencana mengambil langkah hukum untuk mendapatkan keadilan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here